Total Tayangan Halaman

Subscribe:

About

Labels

Jumat, 27 Januari 2012

Hakekat Wanita dan Emansipasi



           
Wanita adalah lambang kesejukan, kelembutan, cinta kasih, bahkan wanita adalah lambang kekuatan. Bahkan simbol keadilan dimanifestasikan dengan sosok perempuan dengan mata tertutup, membawa pedang dan timbangan (Dewi Themis/Ratu Keadilan/Lady Justice)
            Kedudukan wanita dalam Islam yang begitu indahnya, dengan koridor yang telah ditentukan demi menjaga kemuliaannya telah banyak disalahartikan menjadi hal yang justru dianggap merendahkan kaum wanita sehingga muncul pergerakan wanita di dunia. Larangan dan perintah agama dianggap sebagai suatu jerat, sehingga muncul pergerakan di dunia seperti Women Libs, gerakan Femini, Emansipasi, persamaan Gender, dll. Dengan alasan keadilan setara, menjadikan kaum wanita ibarat setumpuk jerami kering yang terkena bara api, langsung terbakar untuk bergerak menuntut persamaan hak!!!
            Dalam hukum terdapat satu asas, asas hukum adalah persamaan dan asas keadilan adalah perbedaan. Artinya, yang dimaksud keadilan disini bukanlah menyamakan segala sesuatu. Menyamakan peranan wanita sama dengan peranan kaum pria.
            Sesungguhnya telah dimuliakan seorang kedudukan seorang wanita di dalam islam, sampai-sampai Rasulullah SAW bersabda : “perhiasan yang paling cantik di dunia ini dalah wanita sholehah yang menarik hati bila dipandang, dan mampu menjaga harta, amanah, kehormatan, dan harga diri suaminya”. “Muliakanlah istrimu”, ajaran ini disampaikan Rasulullah kepada umatnya. Ajaran ini nampaknya tidak main-main.

TUGAS WANITA
Hakikat seorang wanita adalah menjadi seorang istri. Seorang istri adalah pemberian Allah SWT yang paling berharga bagi seorang suami. Istri bukan hanya sebagai konco wingking suami, namun ia adalah partner yang luar biasa hebat yang diberikan oleh Allah. Ingatkah tentang Siti Khadijah, istri Rasulullah? Beliau merupakan rahasia sukses rosul mensyiarkan agama islam di jazirah arab. Orang pertama yang melindungi Rasulullah ketika beliau ketakutan setelah bertemu Jibril. Orang pertama yang mensuport Rasulullah mati-matian sehingga pantaslah jika ada kata-kata indah “dibalik lelaki hebat ada wanita hebat”.
            Dibalik keistimewaan wanita, ada tugas yang harus dilaksanakan seorang istri. Percantiklah dirimu. Berhias dan percantik dirimu untuk suamimu. Tidak masalah jika kamu berdandan jika akan pergi berkerja, belanja, bertemu kerabat, dan lain sebagainya. Namun seringkali wanita lupa, apakah ia mempercantik diri untuk suaminya ketika sedang di rumah? Ketika nonton TV bersama, ketika makan malam bersama di meja makan, ketika mengerjakan pekerjaan rumah lainnya? Pasti jawabannya : Halah, untuk apa, lha wong cuma dirumah ketemu suami sendiri kok ndadak dandan? Halah, ribet. Males. Gak ada waktu dst. Yang terjadi malah kau sambut suamimu yang pulang kerja dengan dengan wajah kucel, rambut awut-awutan, bau keringat bahkan sampai pakaianmu yang semrawut. Ketika suamimu bertanya dengan nada perhatian “kok kamu berantakan gitu?” kau jawab “iya, sibuk banget, gak sempet mandi” Sesibuk apapun seorang istri ketika mengerjakan pekerjaan rumah tangga, senantiasalah percantik dirimu, indahkan rumahmu dengan keindahanmu. Apa kau tahu suamimu berkerja membanting tulang untukmu dan keluarga, untuk mendapat penghasilan demi membahagiakanmu dengan segala kebutuhanmu, demi menafkahimu, bahkan mungkin saat ia berjuang di hiruk pikuknya dunia bisa saja ia bertaruh nyawa bukan? Pantaskah kau sambut dengan penampilan dan kata-kata seperti itu?
            Berbaktilah kepada suami. Muhammad SAW bersabda : “Setiap wanita yang meniggal, sedang suaminya ikhlas terhadapnya, niscaya masuk surga.” Subhanallah!!! Suami adalah tali surga bagimu. Ia yang melindungimu dengan segenap jiwanya. Ia yang akan selalu menjaga kehormatanmu. Pantaslah bila kamu berbakti kepadanya. Menjaga amanahnya. Memelihara anak-anaknya, mempersiapkan mereka menjadi syuhada-syuhada tangguh dan calon-calon pemimpin bangsa. Istri adalah tiang agama.
            Patuhlah pada suamimu. Rasulullah SAW bersabda “ Allah tidak akan memandang wanita yang tidak tahu terimakasih terhadap suaminya, padahal dia membutuhkannya.” Hal yang kurang lebih sama dasampaikan Jibril as kepada Nabi Ayub as. Ketika beliau ditinggalkan istri-istrinya karena sakitnya yang berkepanjangan. Ada pro-kontra tentang kepatuhan terhadap suami. Ada yang bertanya, iya kalau suaminya bener? Kalau gak? Jawabnya cukup sederhana. Isi Al Quran dan As Sunnah yang mana yang kamu ragukan kebenarannya?
            Suami dan istri harus saling melengkapi. Sebagai partner, ibarat pembalap dakar dengan navigatornya, pembalap reli dakar terhebatpun akan tersesat bila tidak didampingi seorang navigator. Dalam sepakbola,Kalau suami sebagai striker yang bertugas menyerang lawan maka istri adalah penjaga gawang yang harus selalu menjaga pertahanan, dengan tangguhnya penjaga gawang striker pasti akan mampu mengorak-arik lawan karena dia tak perlu takut lagi gawangnya akan mudah kebobolan. Ini yang namanya berkerja sesuai jobdis. Bayangkan kalau semua ingin jadi striker, siapa yang jaga gawang? Yang ada malah kebobolan. Kalau semua pengen pegang kemudi tanpa ada navigator? Yang ada malah nyasar ke hutan, masuk jurang, mati semuanya. Masih mau menuntut persamaan hak dan kewajiban? FITRAHMU ANUGRAHMU

0 komentar:

Posting Komentar